Prinsip Dasar Al-Quran tentang Pentingnya Literasi dalam Perspektif Balaghah Khoirun Niat Artikel 23 September 2021 0 3 min read Prinsip-prinsip dasar di dalam al-Quran tentang pentingnya literasi dalam perskpektif balaghah. Artikel ini akan menelaah secara singkat lima ayat Al-Qur’an yang kali pertama turun kepada Rasulullah Saw. Komposisi lafal, makna dan tujuan penyampaian menjadi bahasan utama. Konsep Balaghah (komunikasi) dan pendekatan struktural dipakai untuk mengetahui makna yang tersembunyi pada ayat-ayat tersebut. Beberapa pendapat mufassir juga dikutip untuk menguatkan apa yang didapatkan dari ulasan ini. Al-Quran yang pertama kali turun adalah Surat al-Alaq: 1-5, yaitu; اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5) Pada rangkaian ayat ini terdapat beberapa kata yang terulang, yaitu kata rabb, al-insan, al-ladzi, dhamir mukhatab (ka), iqra’, khalaqa, `allama, dan huruf jer ba’. Tikrar dalam Ilmu Balaghah Kata yang masing-masing terulang dua kali ini merupakan keseluruhan jenis kata dalam bahasa Arab, yaitu isim, fi’il dan huruf. Diksi rabb, al-insan, al-ladzi dan dhamir mukhatab (ka) merupakan bentuk isim (kata benda); kata iqra’, khalaqa dan `allama merupakan bentuk fi’il (kata kerja); adapun jer ba’ merupakan bentuk huruf (jenis kata hubung). Baca juga: Progresivitas Nabi Muhammad dalam Kitab Dirasat fi al-Sirah al-Nabawiyyah karya Husain Mu'nisDalam perspektif Balaghah (komunikasi), pengulangan seperti ini disebut dengan tikrar yang bertujuan memberikan penekanan supaya lebih diperhatikan. Kata iqra’ yang artinya ‘bacalah’ terulang dua kali supaya lebih menjadi fokus perhatian. Kata khalaqa yang artinya ‘menciptakan’ juga diulang dua kali, begitu juga kata `allama yang artinya ‘mengajarkan’. ini menunjukkan bahwa keduanya adalah hal penting dan sebaiknya mendapatkan perhatian lebih banyak. Demikian pula kata Rabb yang artinya ‘Tuhan’ dan kata al-insan yang artinya ‘manusia’, menunjukkan keduanya adalah bagian penting. Adapun Huruf jer, dalam bahasa Arab tidak dapat berdiri sendiri, harus bersambung dengan kata setelahnya (majrur). Dapat dilihat bahwa majrur dari huruf jer ba’ ini adalah ism rabbika (nama Tuhanmu) dan al-qalam (pena). Kata kerja yang diulang adalah iqra’ (bacalah), khalaqa (menciptakan) dan allama (mengajarkan). Dua kata kerja yaitu ‘membaca’ dan ‘mengajarkan’ memiliki konteks yang sama yaitu berkaitan dengan ilmu dan pendidikan. Adapun satu kata kerja, yaitu ‘menciptakan’ berkaitan dengan kehidupan manusia yang substansinya adalah nyawa yang diciptakan oleh Allah. Struktur Komunikasi Secara struktural, dua kata kerja ini dapat disejajarkan karena berkaitan dengan dua hal yang beroposisi biner yaitu Tuhan dan manusia. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan tabel berikut ini. Subyek Predikat Obyek I Obyek II substansi Allah menciptakan manusia – nyawa Allah mengajarkan menusia Sesuatu yang tidak diketahui ilmu Baca juga: Teladan Santri untuk Seorang PemimpinKalimat pertama pada tabel di atas mengambil ayat ke-2, sedangkan kalimat kedua mengambil ayat ke-5. Secara paradigmatik, kedua kalimat ini setara karena memiliki subyek dan obyek yang sama apalagi antara subyek dan obyek merupakan bentuk oposisi; khaliq dan mahluq; pencipta dan dicipta. Dengan sudut pandang ini, rangkaian ayat menunjukkan bahwa ‘menciptakan’ setara dengan ‘mengajarkan’ yang artinya bahwa keduanya adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan. Subtansi penciptaan manusia adalah nyawa, karena itulah yang membedakannya dengan orang mati, sedangkan subtansi pengajaran adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, terlihat bahwa ilmu itu setara dengan nyawa, bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa ilmu, nyawa itu tiada artinya. Selain itu, kedua jer majrur pada rangkaian ayat di atas juga dapat diperbandingkan. Majrurnya merupakan dua hal yang berbeda namun menggunakan jenis huruf jer yang sama yaitu huruf jer ba’ (dengan). Majrur yang pertama yaitu ‘nama Tuhanmu’ dikaitkan dengan ‘bacalah’, sedangkan majrur yang kedua yaitu ‘pena’ dikaitkan dengan ‘mengajarkan’. ‘Nama Tuhan’ ketika terkait dengan ‘membaca’ berarti sebuah ucapan menggunakan lesan, sedangkan ‘pena’ yang dikaitkan dengan ‘mengajarkan’ berarti alat tulis atau tulisan. Lebih jelasnya dapat memperhatikan pada tabel berikut: Lafal Kata hubung (jer) arti (majrur) Konteks Substansi bismi rabbika ba’ (dengan) nama Tuhanmu membaca lesan bil qalam ba’ (dengan) pena mengajarkan tulisan Baca juga: Pentingnya SISKOHAT Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji‘Membaca’ dan ‘mengajarkan’ meskipun pekerjaan yang berbeda namun dapat disatukan dalam konteks yang sama yaitu pendidikan atau lebih umum lagi yaitu komunikasi. Pentingnya Media Komunikasi; Lisan dan Tulisan Pendidikan dan komunikasi dapat berlangsung dengan baik melalui media lisan (ucapan) atau tulisan. Lisan dan tulisan merupakan dua alat penting dalam keseharian manusia. Oleh sebab itu, jika mengaitkan dengan ilmu pengetahuan sebagaimana pemaparan sebelumnya, maka lisan dan tulisan menjadi alat utama untuk keberlangsungan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Telaah ini memperlihatkan dengan jelas bahwa lima ayat Al-Quran di atas menekankan urgensi ilmu pengetahuan sekaligus kegiatan baca tulis. Ini sebagaimana disampaikan oleh Muhammad Abduh ketika menafsiri Surat al-`Alaq. Ia mengatakan bahwa tidak ada keterangan yang lebih jelas, tidak pula dalil yang lebih kuat tentang keutamaan baca, tulis dan ilmu daripada ayat-ayat yang turun pertama kali ini. Jika kaum muslimin tidak mengindahkan petunjuk ini, tidak sadar dengan nasehat ini, tidak pula bangkit untuk mengamalkannya, maka mereka tidak akan pernah mendapatkan hidayah dari Allah. Senada dengan itu dikatakan oleh Ibnu Asyur dalam tafsirnya bahwa salah satu tujuan Surat al-Alaq adalah memberi isyarat kepada umat Islam untuk mengenal baca tulis dan ilmu pengetahuan. Penyunting: Qowim Musthofa Komentar Facebook 0