Love Language, Trik Belajar buat Mahasiswa

 

Dari banyaknya problem mahasiswa akhir-akhir ini, kecenderungan emosi negatif yang tinggi jadi satu hal yang cukup mengkhawatirkan. Kecenderungan itulah yang nantinya bakal membuat mahasiswa rentan terhadap kecemasan, depresi, dan stres yang bisa menganggu kesehatan mental. Berawal dari banyaknya tugas kuliah, ditambah kesibukan lain, hingga akhirnya membuat semangat mereka jadi mudah naik turun.

Kalau anak mahasiswa semester akhir sih, biasanya ngeluh karena skripsinya nggak kelar-kelar, banyak revisi dari dospem, dan masih banyak lagi. Keluhan-keluhan semacam itu seakan sudah jadi hal yang wajar dialami mahasiswa, terlebih bagi mereka yang kurang bisa mengatur waktu dan pola belajar.

Nahh, sebelum problematika yang disebutin di atas muncul, harus banget nih kita cegah, salah satunya dengan memperbaiki model atau metode belajar kita agar lebih efektif dan efisien. Coba bayangkan, jika kita bisa belajar tapi juga tetap enjoy, pasti menyenangkan, bukan? So, disinilah kamu perlu menerapkan metode belajar baru, contohnya dengan menggunakan metode love language. Wahh, kira-kira love language tuh apaan ya?

    Apa itu Love Language?

Oke, sebelum bahas apa itu love language, aku mau kasih tau bahwa istilah ini ternyata belum begitu lama muncul. Love language pertama kali digagas oleh Gary Chapman, seorang konselor pernikahan dan keluarga. Tepatnya, pada tahun 1992, munculnya istilah ini berangkat dari keluhan yang sama dari klien tentang permasalahan pasangannya.

Cuss, lanjutt kita bahas apa itu love language?

Jadi, Love language itu artinya bahasa cinta, yakni cara menyampaikan atau menyalurkan rasa sayang kita untuk orang lain atau dari orang lain untuk kita. Eits, tapi jangan salah, love language bukan cuma buat pasangan  aja loh, hehe. Love language juga bisa diterapin buat keluarga, teman, sahabat, bahkan bisa banget kamu terapin ke dalam metode belajar supaya lebih semangat dan lebih enjoy dalam pembelajaran.

Baca juga:  Kemerdekaan Akal Budi

Nahh, kali ini aku bakal kasih tau kalian, 5 love language yang bisa diterapin buat mahasiswa. Seru banget ga sih, kalau belajar sambil menerapkan bahasa cinta? Ibaratnya kita kerja keras nih, tapi kita ga stres gitu, hehe.

Macam-Macam Metode Belajar 5 Love Language untuk Mahasiswa

Biar lebih jelas, gimana belajar dengan 5 love language itu, sekarang aku bakal kupas satu persatu. Sambil kamu baca dan perhatikan, pastikan kira-kira kamu relate dengan metode yang mana ya?

  1. Word of Affirmation (kata-kata penegasan)

Okey, yang pertama word of affirmation. Maknanya disini adalah, kita perlu menghargai usaha yang sudah kita lakukan, seperti dengan memberikan pujian pada diri sendiri saat kamu berhasil memahami materi. Contohnya gini, “aha ternyata aku paham materi ini“ atau “Alhamdulillah ya Allah, aku bisa melakukannya”.

Nahh, selanjutnya nih, ketika lagi stress atau bad mood seharian, kita harus bisa menyemangati diri sendiri agar kembali bergairah. Contohnya, ketika kamu mau belajar tapi masih bad mood, kamu bisa menuliskan di sticky notes kata-kata motivasi dan stemple di depan meja belajarmu. Contoh kata-kata motivasinya yang dari aku nih, “Mimpi tidak akan terjadi kecuali jika kamu mewujudkannya” atau “Lebih baik gagal mencoba, dari pada tidak mau berusaha sama sekali” dan lain-lain. Hihiw

Satu lagi nih, cara yang berguna untuk membentuk pola pikir positif dan menyingkirkan berbagai pikiran negatif, kamu bisa memberikan afirmasi positif contohnya “walaupun aku gagal, aku harus tetap berusaha dan belajar” atau “Aku melakukan kesalahan, tapi sebenarnya aku bisa lebih teliti lagi” dan lain-lainnya.

  1. Act of service (memberi pelayanan)
Baca juga:  Kemerdekaan Akal Budi

Dalam dunia pendidikan, pasti ada kalanya teman kita menghadapi kesulitan dalam memahami materi. Nah, kita bisa nih membantu teman yang kesulitan tadi dengan menjelaskan caranya kepada mereka. Sebenarnya itu juga membantu kamu untuk mengingat lagi ilmu tersebut loh. Inilah rahasia nya kenapa guru atau dosen pinter dan tidak mudah lupa materi belajar. Wow

Selain itu, melakukan diskusi bersama juga bisa jadi solusi, karena akan membantu dalam menambah wawasan, menumbuhkan kreativitas, meningkatkan percaya diri, serta melatih daya pikir dan pengetahuan, berfikir kritis, dan kemampuan public speaking.

  1. Quality time (waktu yang berkualitas)

Quality time disini berupa menyediakan waktu khusus untuk belajar tanpa gangguan, baik gangguan dari sosial media, orang lain, atau lainnya. Karena, saat itu kita harus fokus pada pembelajaran dan tugas kita. Kemudian, carilah tempat yang tenang dan nyaman. Dengan seperti itu, akan membuat kamu lebih fokus. Tapi, kembali lagi ke diri masing-masing, terkadang ada pula tipe orang yang ketika belajar harus ada yang menemani, karena kalau sendiri malah kurang serius atau malah jadi ngantuk. Jadi, harus menyesuikan diri kamu juga ya, yang penting syaratnya kamu harus serius dan punya niat dulu buat belajar.

  1. Receiving Gifts (memberi hadiah)

Berikan hadiah pada dirimu sendiri sebagai mana pencapaian belajarmu. Saat kamu bisa bertahan belajar setelah beberapa jam atau mendapatkan nilai/IPK yang memuaskan, kamu bisa memberikan hadiah atas pencapaianmu itu. Sebenarnya, receiving gifts itu tidak harus dalam bentuk benda juga kok, namun juga bisa dalam bentuk lain. Seperti saat sebelum mulai belajar, kamu menjanjikan sesuatu dulu buat diri kamu sendiri, contohnya“kalau aku mampu menyelesaikan tugas hari ini, maka besok aku bisa jalan-jalan bersama teman-teman”

  1. Physical touch (sentuhan fisik)
Baca juga:  Kemerdekaan Akal Budi

Kalau cocok, berikan sentuhan yang ramah kepada teman belajarmu baik ketika mereka meraih hasil belajarnya atau saat mereka mendapatkan kesulitan dalam memahami materi. Physical touch disini contohnya seperti sedikit menepuk pundak teman sambil memberikan kata semangat dan  motivasi, contohnya “semangat bro, jalan kita masih panjang” atau “Wuih keren bianget lu, sumpah ini baru temen gua. Lanjutin terus ya”. Harapannya, dengan sedikit physical touch itu, dapat memberikan semangat dan energi baru kepada teman kita. Karena, physical touch itu mampu mengatur suasana hati seseorang, menghilangkan stres, dan kecemasan sehingga mampu memberikan energi positif pada mereka.

Okey, itu dia 5 macam love language metode belajar mahasiswa. Dari semua yang telah disebutkan tadi, setiap orang pasti memilikinya. Hanya saja, biasanya ada satu metode yang paling dominan. So, dari kelima macam love language diatas kira-kira kamu relate yang mana aja  nih? Tulis dong di kolom komentar, kalau aku sih word of affirmation dan quality time ya, hehehe.

Harapannya, dengan mengetahui ini, kita semua bisa lebih peka dengan usaha diri sendiri maupun orang lain, sehingga mampu menunjukkan rasa kasih sayang serta memberikan dukungan motivasi dan semangat baik ke diri masing-masing maupun ke teman seperjuangan, meski dengan wujud yang berbeda-beda. Hihiw~

Komentar Facebook
6