Pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia Menurut Malaquzzi

Pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia Menurut Malaquzzi. Pendidikan adalah usaha yang diberikan oleh guru dan orangtua untuk membekali anak menuju prestasi yang dicita-citakan. Implementasi pembelajaran bagi anak sarat akan berbagai metode dan strategi, hal inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan dalam melesatkan materi yang akan tersampaikan kepada peserta didiknya.

Pendidikan tanpa suatu pendekatan akan mempengaruhi tingkat pemahaman anak didik dalam mencerna materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah. Menurut Anita Yus (2011) mengatakan bahwa model pendidikan bagi anak usia dini disajikan secara beragam dan variatif. Hal ini diupayakan agar tercapainya kualitas pendidikan yang berkemajuan.

Sejarah kemunculan Pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia ialah ketika disuatu kota yang mengalami keporak porandaan setelah peperangan, hal ini menimbulkan krisis ekonomi, kesehatan, dan yang lebih utama adalah krisis pendidikan. Kota Reggio Emilia kota yang ada di Italia utara ini banyak dihuni oleh anak-anak yang belum sepenuhnya tersentuh pendidikan. Melihat keprihatinan itulah Malaquzzi mulai bergerak untuk memfasilitasi anak-anak dalam belajar, Malaquzzi yakin bahwa kemajuan sebuah kota terletak pada bagaimana pola pendidikan yang diajarkan pada anak-anak. Mulailah Malaquzzi menata kotanya menyediakan ruang belajar yang baru, unik, dan menyenangkan.

Artikel ini akan membahas setidaknya 3 hal, yaitu tentang pendekatan pembelajaran berbasis Reggio Emilia  menurut Laris Malaquzzi, implementasi pembelajaran berbasis Reggio Emilia, dan terakhir tentang evaluasi pembelajaran menurut Pendekatan Reggio Emilia.

Pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia Menurut Loris Malaquzzi

Pendekatan dalam pembelajaran mengandung pengertian bagaimana suatu materi mudah diterima oleh peserta didik tentu dengan langkah-langkah yang unik dan spesial dari masing masing penamaan sebuah brending pendekatan pembelajaran tersebut.

Pencetus pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia yakni Loris Malaquzzi yang tergabung dalam TIM Peduli kemanusian setelah kota Reggio Emilia porak poranda dalam peperangan dunia ke 2. Ia bersama ibu-ibu dan penggerak dalam dunia pendidikan sangat prihatin melihan banyak anak-anak terlantar yang belum tersentuh dalam aspek pendidikan.

Dalam hal ini Loris Malaquzzi menyampaikan pendekatan pembelajaran Reggio Emilia ke dalam 4 bagian di antaranya:

  1. Anak adalah tokoh protagonist artinya anak ialah pembelajar aktif yang siap untuk menerima perubahan.
  2. Belajar pada anak melalui panca indra dan pengalaman artinya bagaimana dalam memahami suatu materi ia harus menyentuh, bergerak, mendengarkan, dan melihat.
  3. Anak-anak harus memiliki hubungan yang dekat (Relationship) dengan anak-anak lain sehingga mempunyai kesempatan untuk bernegosiasi
  4. Anak-anak harus memiliki cara-cara dan kesempatan yang tak terbatas untuk mengekspresikan diri.
Baca juga:  Pendapat Yusuf Qardhawi tentang Jilbab

Merujuk pada pendapat Loris Malaquzzi pendekatan yang digunakan menurut penulis tepat digunakan dalam menumbuhkan potensi dan aspek perkembangan yang dimiliki anak. Usia dini merupakan usia anak-anak memiliki kemampuan dan kemauan untuk berkembang dan berubah, sejatinya diusia ini mereka belajar melalui indra dalam merespon lingkungan belajar. maka tumbuh dan berkembangnya anak memiliki peran penting dalam proses pembentukkan kecerdasan.

Pembelajaran yang baru, unik, dan menyenangkan yang digagas oleh Loris Malaquzzi ialah pembelajaran yang tidak monoton karena setiap hari anak-anak dihadapkan oleh banyak materi dan mereka akan merespon pada materi yang mereka sukai tanpa ada factor penghalang serta batasan untuk mengakses materi tersebut. Unik yang dimaksud ialah materi yang disampaikan berbeda dari yang lain, mempunyai ciri khas yakni materi tersebut tersedia dialam raya sebagai sumber belajar.

Material atau bahan ajar yang tersedia dilingkungan sekitar dapat diaplikasikan sebagai sarana belajar anak. Media belajar bagi anak yang tersedia dialam lingkungan alam meliputi: tanah, batu, pasir, daun, bunga, buah,ranting, dan lain sebagainya, dalam hal ini anak-anak dapat melakukan aktivitas belajar seperti: menata bebatuan, merangkai daun, bereksperimen mencipta warna dengan bahan alam, membentuk benda dengan tanah liat, membentuk istana dari pasir dan lain-lain. Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan ialah pembelajaran yang membebaskan anak untuk bereksplorasi serta memberi ruang bagi anak untuk berimajinasi sesuai hal yang diinginkannya. Anak belajar dari pengalam serta peristiwa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka akan memiliki beragam cara untuk merespon sesutu dengan caranya sendiri (Yumi, Muhammad, 2013).

Implementasi  Pendekatan Reggio Emilia dalam Pembelajaran

Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah beragam. Memberlakukan metode tersebut dalam rangka menfasilitasi anak dalam mengembangkan potensinya. Menurut Nuraeni (2014) wahana belajar bagi anak haruslah beragam karena dengan demikian anak akan memilih dan memilah material/bahan untuk belajar sesuai dengan minat dan keinginannya.

Baca juga:  Esensi Doa, Bukan Hanya Sekadar Meminta

Pendekatan pembelajaran berbasis Regio Emilia berpusat pada anak, anak adalah pemegang estafet dalam pembelajaran. Orang tua dan guru dalam hal ini bersikap sebagai teman dan patner belajar, serta mereka bersiap untuk menjadi provokasi bagi anak untuk menilai dan memberi masukkan terhadap tugas atau karya yang telah diselesaikannya. Dalam pendekatan pembelajaran berbasis Regio Emilia kata Provokasi bukanlah mengandung makna negatif kata provokasi memiliki arti membangun gairah anak untuk mengembangkan karya serta meluaskan imajinasi anak untuk menciptakan hal-hal baru.

Anak sebagai pusat pembelajar aktif memiliki kebebasan untuk meneliti serta mengembangkan material yang ada untuk membuat suatu karya, dengan demikian mereka akan mengeksplor semua bahan yang ada serta bisa mengimajinasikan bahan ataupun material menjadi sebuah karya yang menarik.

Adapun ciri khas dari pendekatan pembelajaran berbasis Reggio Emilia yakni:

  1. Anak memiliki kebebasan menuangkan ide gagasan serta pendapatnya, dan dalam hal ini orangtua dan guru memberikan hak kepada anak untuk menuangkannya ide dan kreativitasnya. Peran guru dan orangtua dalam hal ini ialah mendengarkan ketika anak  berbicara, memberikan kebebasan anak dalam berpikir tanpa memberikan intervensi kepada aktivitas berkarya yang diminati.
  2. Orangtua dan guru memiliki pandangan lain tentang anak, artinya mempercayai bahwa setiap masalah yang terjadi pada anak pasti ia akan dapat menyelesaikan masalah tersebut sesaui dengan kapasitas ataupun kemampuan yang dimilikinya.
  3. Setiap anak memiliki hak yang sama guru dan orangtua tidak boleh membeda-bedakan anak, porsi yang diberikan dalam memberikan ruang belajar, apresiasi serta kebebasan untuk belajar harus seimbang
  4. Memberi pijakan awal dalam belajar
  5. Memberikan kesempatan pada anak untuk berimajinasi serta perbaikan karya yang dibuatnya.

Mengevalusi pembelajaran berbasis Reggio Emailia

Menilai pembelajaran ialah kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Dengan melakukan kegiatan evaluasi diharapkan monitoring pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pendekatan Regio Emilia memiliki alat evalusi khusus yakni guru dan orangtua selalu membuat catatan perkembangan anak dengan mendokumentasikan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Langkah-langkah penerapan dalam mengevaluasi pembelajaran dengan metode Regio Emilia berguna untuk melihat proses tahapan demi tahapan capaian anak, hal ini lah yang akan menjadi alat evaluasi bagi perkembangan anak. Dengan evaluasi guru dan orangtua dapat mengetahui sejauh mana keefektifan metode Regio Emilia dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

Baca juga:  Pentingnya SISKOHAT Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji

Adapun persiapan dalam menevaluasi belajar anak ialah menyiapkan media foto, tabel observasi perkembangan anak, maupun media rekam, hal ini bertujuan untuk melihat progress/capaian hasil belajar anak yang nampak pada diri anak ketika mengikuti pembelajaran berlangsung, tentu proses dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengantarkan anak dalam menuangkan ide mengasah kreativitas dan juga nalar berpikir perlu mendapatkan sentuhan atau provokasi dari guru dan orangtua.

Dalam menuliskan perkembangan anak dalam proses pembelajaran orang tua dan guru tidak perlu memanipulasi hasil, namun mencatat temuan real/nyata yang ditemukan dilapangan. Baik buruknya atau menurunnya kualitas belajar anak, akan dicatat dan mendapatkan perbaikan-perbaikan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran serta bertujuan dalam mengembangakan potensi anak.

Kesimpulan

Pembelajaran dengan pendekatan Reggio Emilia cocok diterapkan pada anak, hal ini sejalan dengan kurikulum merdeka belajar yakni memberikan kebebasan anak untuk berimajinasi serta mengeksplor segala material/bahan ajar untuk dituangkan menjadi produk karya yang baru, dan unik . Guru dan orang tua menjadi pasangan (partner) teman belajar bagi anak yang berupaya untuk memprovokasi hasil karya anak untuk meningkatkan kualitas karya ataupun tugas yang telah dihasilkannya.

Anak ialah pusat dari pembelajaran ia memiliki kebebasan untuk menemukan, meneliti, bereksperiman terhadap material bahan ajar untuk dijadikan sumber belajar. Anak menemukan gaya belajarnya serta memiliki peminatan untuk menggali lebih dalam segala material yang disajikan, dengan demikian capaian hasil belajar anak berkembang optimal sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.

Refrensi

Anita Yus.2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini . Jakata : Kencana Prenada Media
Mutiah Diana, 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana
Yumi Muhammad, 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Nuraeni, 2014. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini, IKIP Mataram: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA “PRISMA SAINS” Vol.2, No.2

Penyunting Qowim Musthofa

Komentar Facebook
7