Jariyah Sponge Bob dan Upaya Hillenburg Mengenalkan Jagat Dunia Bawah Laut


Penulis: Mujib Romadlon


27 November telah ditentukan sebagai hari berkabung nasional di kota Bikkini Bottom. Pencipta kartun Sponge Bob Stephen Hillenburg telah meninggal dunia. Banyak kebahagiaan yang telah ia tinggalkan kepada umat manusia. Bahkan, kalau kita telaah, banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil manfaat hiburannya dari beliau. Tidak percaya?

Coba kita analisis bersama-sama:

Pertama, Sponge-Bob digambarkan tak pernah membolos pelajaran mengemudi dari Nyonya Puff, sekalipun teori telah banyak ia kuasai hasilnya tak pernah ia raih. Satu-satunya kendaraan yang ia berhasil kemudikan ialah batu dalam episode tersesat bersama Squidward. Pelajaran ini adalah implementasi kitab Alala, yaitu Thuluz Zaman; mencari ilmu bagi seorang murid pantang hukumnya untuk menyerah, belajar haruslah dilaksanakan setiap waktu.

Kedua, Nyonya Puff yang tak bosan untuk mengajar murid. Ini merupakan pelajaran tentang pentingnya istikamah bagi seorang Guru. Ingat para ustaz maupun guru yang saat ini masih honorer. Nyonya Puff telah mengajarkan kita pada segitiga KKD (Komitmen-Konsistensi-Determinasi), sekalipun belum menjadi PNS tetaplah mengajar dengan istikamah!. 


Ketiga, dari Mr. Krab kita tahu bahwa ada teori ekonomi time value of money. Waktu adalah Uang. Sekalipun ia selalu berkata uang uang uang! Tapi tak menjadikan ia sombong atau berfoya-foya, ia tetaplah pribadi ayah saleh kepiting beranak mamalia terbesar di bumi: paus, dan tetap mengajarkan kesederhanaan bagi anak perempuannya.

Baca juga:  Islamic Boarding School dan Istilah Pesantren yang Membagongkan

Keempat, Squidward memberikan pelajaran bahwa: kesabaran tiada batasnya. Semua permasalahan dan percekcokan pada dua tetangganya tidak membuat ia kemudian punya niatan ingin membunuh Sponge-Bob ataupun si Pekok Patrick. Bandingkan dengan kasus pembunuhan akhir-akhir ini yang bermotif karena percekcokan tetangga, yang berakhir maut! Astaghfirullah …

Bahkan kita bisa tahu pentingnya usaha dalam hidup, sekalipun hil yang mustahal sekaligus bertentangan dengan hukum alam. Pelajaran berharga tersebut muncul pada kemampuan adaptasi Sandi si Karateka, makhluk darat yang bisa hidup di dasar lautan. Ckckckck hebat sekali, bukan?

Sampai di sini mungkin sampeyan bertanya. Lha kalau kisah inspirasi dari si pekok Patrick gimana, Kang? 


No comment! Carilah Patrick-Patrick, para pekok-pekok di kehidupan kalian masing-masing, pasti ada! Cocokkan sifat teman kalian dengan sifat patrick, pasti ada yang mirip … 

Semua upaya Hillenburg itu seperti jariyah yang tak habis hingga yaumil qiyamah. Ia telah sukses menghadirkan kebahagiaan yang sangat berarti dan tak terbeli. Adakah harga untuk tawa manis senyuman pacar saat melihat Patrick memenangkan kejuaraan balap hewan piaraan? Patrick memenangkannya dengan peliharaan bernama Roki; sebuah batu! Emejing…

Semua tawa yang kita dapatkan adalah sesuatu yang tak terbeli. Tak bisa dipungkiri, kita berutang budi pada Hillenburg yang telah menghadirkan masa-masa indah semenjak kanak, remaja hingga dewasa. Bahkan pada bulan-bulan ini Sponge-Bob telah berperan meredam kartun lainnya yang tak bermutu sama sekali. Kartun berjudul The Fight of Cebong dan Kampret.

Baca juga:  Meneladani KH. Arwani Amin Kudus, Penulis Kitab Faidhul Barakat Fi Sab'il Qiraat

Kisah hidup Hillenburg yang penuh perjuangan


Untuk sampai pada tangga kesuksesan mewariskan Sponge-Bob pada dunia, ia mengawali karier sebagai guru biologi kelautan setelah menyelesaikan studi Oseanografi. Ibunya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah khusus siswa dengan gangguan penglihatan. Dan ayahnya adalah seorang draftman dan desainer.

Dari ibunya inilah Hillenburg punya semangat untuk berbagi ilmu pada orang lain muncul. Sedangkan darah seni dialirkan oleh ayahnya untuk menyukai komik semenjak kecil.

Dikutip dari IDN Times, Hillenburg kecil suka sekali menonton film dokumenter karya Jacques Costeau, seorang oseanograf kelahiran Prancis.

Hillenburg penasaran, seperti apakah warna asli lingkungan di dalam laut. Hal ini yang membuatnya belajar menyelam di usia 15 tahun di Laguna Beach, Hillenburg muda pun mengambil studi kelautan di Humboldt State University.

Semasa kuliah, Hillenburg aktif mengikuti kegiatan seni yang membuatnya punya banyak karya untuk acara pameran kampus. Dia sadar, menjadi komikus atau pelukis gak akan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Hillenburg akhirnya mendaftar sebagai guru biologi kelautan di Ocean Institute. Pantang menyerah, di sela-sela waktu mengajarnya dia tetap menyempatkan menggambar. Termasuk menciptakan sosok spons laut yang menjadi cikal bakal Spongebob Squarepants.

Baca juga:  Membincang Viralnya Prosesi Wisuda PAUD-SMA

Hillenburg sadar bahwa dia memang memiliki bakat mengajar, tapi di sisi lain keinginan menjadi komikus semakin menggebu. Dia pun memutuskan mundur dari Ocean Institute dan mengambil studi animasi di California Institute of The Arts pada tahun 1992.

Hillenburg selalu menggunakan tokoh hewan laut membuat sutradara Jules Engel tertarik. Dari sinilah karir baru Hillenburg dimulai. Dia aktif membuat film pendek dan mengikuti festival untuk memperkenalkan karyanya.

Dari banyaknya perjuangan di berbagai festival animasi membawanya bertemu dengan Joe Murray dari Nickelodeon. 


Spongebob dulunya sempat dinamai Sponge Boy. Namun ternyata nama Sponge Boy telah menjadi merek kain lap pencuci piring.

Setelah berganti nama menjadi Spongebob dan mulai tayang di televisi, gambar pertama Spongebob banyak dianggap seperti keju yang terendam air. Jadilah dia melakukan perombakan, rongga di tubuh Spongebob dibuat lebih besar dan ditambah setelan baju-celana.

Selamat jalan, Hillenburg. Terima kasih sudah memperkenalkan dunia bawah laut. Keindahan tawa bahagia dari Bikini Bottom. Lahul Fatihah!!!
….

Tambahan:

Satu hal lagi akan menjadi misteri dunia :

“Apa resep rahasia Krabby-Patty?”


Baca ESAI menarik lainnya yang ditulis oleh MUJIB ROMADLON
Komentar Facebook
0