Canda di pesantren
Canda di pesantren

Tuhan Maha Lucu: Cara Tuhan Bercanda dengan Manusia

SABAK.OR.ID – Almarhum Gus Dur pernah mengatakan bahwa Tuhan itu Maha Lucu, Gus Mus dan Cak Nun juga demikian, dan sependek ingatan saya, tokoh-tokoh yang kealimannya lebih dari sekedar belajar Islam lewat Mbah Gugel, pernah mempunyai kesimpulan demikian; Tuhan itu maha lucu.Bagaimana tidak lucu, coba perhatikan, Tuhan menciptakan dunia dan seisinya sendirian, lalu suatu saat akan dihancurkan sendirian. Ini kan seperti kita membuat novel berjilid-jilid, selesai dicetak lalu dibakar sendiri. Sanggup?

Di usia saya dulu yang masih belasan, saya berpikir Tuhan memang berbuat hal-hal yang sia-sia.

Namun, ternyata Tuhan tak cukup dengan pikiran-pikiran demikian. Sebab itu adalah perbuatan yang sungguh tidak tahu diri, menyamakan persepsi kita dengan persepsi Tuhan. Padahal, kanjeng Nabi pernah dawuh “Apapun yang terbersit di kepala kalian tentang Allah, maka Allah tidak sedemikian itu.”

Di antara sekian banyak kelucuan Tuhan, adalah jika kita menilik riwayat-riwayat tentang surga dan neraka. Kata Kanjeng Nabi, “Surga itu perkara yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengarkan oleh telinga dan tidak pernah terbersit deskripsinya bagi manusia.”

Sampai hari ini, saya yakin tidak ada cerita yang lebih valid informasi tentang surga, kecuali lewat Alquran dan hadis Nabi. Oleh karenanya, kelucuan Allah dalam bercanda kepada hamba-Nya saya kutip dari riwayat-riwayat hadis shahih; yakni Bukhari dan Muslim.

Baca juga:  Wahyudi Anggoro: Finansial Literasi untuk Masyarakat Panggungharjo

Suatu ketika, Nabi pernah cerita tentang seorang manusia yang terakhir keluar dari neraka. Kata Nabi “Ada seorang hamba yang keluar dari neraka dengan cara ngesot”.

Lalu Allah bilang kepada hamba tersebut “Bergegaslah. Masuk ke surga.” Lalu hamba tersebut mendatangi pintu surga, ia melihat bahwa surga sudah penuh, kemudian ia kembali kepada Allah.

“Ya Allah, itu surga sudah penuh.”“Masa sih?. Lihat sekali lagi, masuk saja.” jawab Allah.

Lalu ia kembali menuju surga dan melihat sekali lagi, ia melihat bahwa surga benar-benar sudah penuh. Ia kembali kembali kepada Allah dan mengadukan hal yang sama hingga tiga kali ia bolak-balik.

“Kembalilah ke surga, saya sudah menyediakan engkau di surga, sepuluh kali lipat luasnya dunia.” Kata Allah.

“Ya Allah, apakah engkau sedang bercanda? sedangkan engkau adalah dzat yang memilikinya.” Mendengar hal itu, Allah pun tertawa.

Dalam riwayat yang lain, Nabi menceritakan orang yang terakhir masuk ke surga.

Ada seseorang yang terakhir masuk surga, ia keluar dari neraka dengan berjalan, lalu ngesot, berdiri lagi dan ngesot lagi, sesekali api neraka menyambar-nyambar tubuhnya yang sudah gosong. Ketika ia berhasil melewati jilatan api neraka yang menyambar-nyambar lalu ia menoleh ke neraka, ia mengucapkan:

Baca juga:  Hadis-Hadis Qulhu ae, Lek!

“Maha suci Allah yang telah menyelamatkan aku dari engkau, Wahai Neraka. Allah telah memberikanku sesuatu yang belum pernah diberikan kepada orang lain selain aku,” katanya.

Saat itu sebuah pohon muncul dari kejauhan. Lalu hamba itu berkata “Ya Allah, dekatkan pohon itu kepadaku, agar saya bisa berteduh di bawahnya, dan meminum airnya.”

“Hai manusia, jika aku penuhi permintaanmu, apakah engkau tidak akan meminta yang lainnya?” Allah bertanya.

“Tidak, Ya Allah. Janji. saya tidak akan meminta yang lainnya,” jawab hamba tersebut dengan yakin.

Allah sengaja bertanya demikian, sebab Allah tahu, bahwa hamba itu tidak akan bisa sabar jika melihat sesuatu yang sengaja diiming-imingi oleh Allah; surga.

Setelah hamba itu berteduh dan meminum air dari pohon tersebut, lalu muncul pepohonan yang lebih bagus dari yang pertama. Tanpa sadar hamba tersebut lalu meminta Allah untuk mendekatkannya kepada pohon tersebut. hingga tiga kali kejadian ini berulang.

Hingga pada akhirnya, ia berada di depan pintu surga dan mendengarkan suara-suara para penduduk surga yang penuh dengan kebahagiaan. Ia meminta kepada Allah “Ya Allah, saya mohon masukkan saja aku ke dalam surga.”

Baca juga:  Mengintip Rumah Tangga Nabi: Keistimewaan Sayyidah Aisyah di Antara Istri Yang Lain

“Hai hambaku, apa hal itu bisa membuatmu senang? Apakah engkau senang dengan pemberianku kepadamu itu?” Allah bertanya, sengaja menggoda hamba tersebut.

“Wahai Tuhanku, apakah engkau sedang mengejek saya? Masa sih, engkau yang memiliki jagad alam raya kok tega mengejek saya?,” tukas hamba tersebut.

Cerita di atas diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, ketika meriwayatkan hadis di atas kepada sahabat-sahabat yang lainnya, Ibnu Mas’ud ikut tertawa. para sahabat diam saja.

Lalu Ibnu Mas’ud berkata “Lho, kalian tidak bertanya kepadaku kenapa saya tertawa?.”

Mendengar hal itu seketika sahabat bertanya “Apa yang membuatmu tertawa?”

“Beginilah cara Rasulullah tertawa ketika menceritakan hal ini.” Jawab ibnu Mas’ud.

Kata Nabi “Saya tertawa oleh ucapan hamba ‘Masa sih, engkau yang memiliki jagad alam ini kok tega-teganya menertawakan saya'” 
 
Kemudian Allah menjawab “Sungguh Aku tidak sedang mengejek dia, aku yang berkuasa terhadap apa yang aku kehendaki.”

Cerita tentang tuhan maha lucu ini bisa dilacak di Shahih Imam Bukhari pada bab Sifatul Jannah wa Annar, hadis no 6571 atau di Shahih Muslim pada bab Kitabul Iman hadis no. 187.
Komentar Facebook
0